Tuesday 11 September 2012

Pembelajaran Terpadu

Pada tingkat pendidikan dasar, praktik pendidikan yang dilaksanakan adalah sebagai pembangun dasar pemikiran peserta didik. Keberhasilan pendidikan di usia dasar dalam menanamkan konsep pendidikan, akan berimbas pad akeberhasilan peserta didik dalam memahami konsep praktik pendidikan. Baik yang berupa arahan kognitif, afektif maupun psikomotor.
Pada usia ini, konsep belajar anak masih terpusat pada aktivitas indera dalam menangkap objek pembelajaran. Artinya, praktik pendidikan di tingkat dasar harus bisa memfasilitasi pemaksimalan indera tersebut. Pembelajaran terpadu adalah salah satu solusi yang mulai diterapkan dan dikembangkan dalam memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan belajar anak. Pembelajaran terpadu ini merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik dalam intra pelajaran maupun antar pelajaran (Sukayati:2004).
Sedangkan Mutohir dkk (1996/1997) mendefinisikan pembelajaran terpadu sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Dalam hal ini, konsep arti pembelajaran bagi anak akan memberikan motivasi dalam menjalani proses pembelajaran. Kebermaknaan merupakan salah satu hal yang dijadikan alasan peserta didik dalam mengikuti pendidikan di sekolah. Tanpa kebermaknaan, maka pembelajaran hanya akan menjadi sebuah kerangka pendewasaan diri tanpa aksi nyata. Motivasi belajar hanyalah karena keterpaksaan dan formalitas saja. Pembelajaran terpadu memfasiltiasi sebab, alasan dan tujuan bagi peserta didik untuk belajar.
Ariyaningsih (2010), mendefinisikan pembelajaran terpadu sebagai kegiatan menata keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Pembelajaran yang dilaksanakan benar-benar tidak terikat pada jam pelajaran. Dalam hal ini, pembelajaran tematik memberikan siswa kenyamanan dalam mencerna pelajaran karena tidak ada perbedaan yang mencolok saat terjadinya pergantian jam.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menyajikan beberapa mata pelajaran dalam satu-kesatuan pelajaran yang diikat dengan kebermaknaan. Secara umum, pembelajaran ini menekankan arti pentingnya kesatuan konsep materi belajar yang menyeluruh. Materi yang diajarkan tidak dikotomi, tetapi dibelajarkan sebagai aktivitas pengalaman yang padu.
Sistem pembelajaran terpadu memiliki keuntungan dalam mengaitkan materi pada tahapan awal siswa belajar. Pada tahap ini, siswa belajar mengenal, memahami untuk kemudian diolah sebagai informasi umum. Ketika siswa sudah memiliki konsep pengetahuan umum tersebut, secara perlahan siswa bisa diarahkan pada pembelajaran melalui spesifikasi mata pelajaran. 
       
Macam-macam pembelajaran terpadu
Menurut Fogarty (1991) dalam bukunya How to Integrate the Curricula, ada 10 macam model pembelajaran terpadu, seperti : fragmented (penggalan), connected (keterhubungan), nested (sarang), sequenced (pengurutan), shared (irisan), webbed (jaring laba-laba), threaded (bergalur), integrated (terpadu), immersed (terbenam), dan networked (jaringan kerja).
Adapun pembelajaran terpadu yang dikaji dalam pendidikan di tingkat sekolah dasar adalah tiga jenis yaitu Conected (keterhubungan), Webbed (tematik) dan integrated (keterpaduan). Dari jenis-jenis pembelajaran terpadu tersebut, memang ketiga jenis ini memiliki alur berpikir yang memiliki keterkaitan erat pada setiap pelajaran yang dipadukan. 

a. Connected  (Keterhubungan)
          Model Connected adalah model pembelajaran terpadu yang secara sengaja diusahakan untuk menghubungkan satu konsep dengan konsep yang lain, satu topik dengan topik yang lain, satu keterampilan dengan keteramilan yag lain.
Tugas yang dilakukan dalam satu hari dengan tugas yang dilakukan pada hari berikutnya, bahkna ide-ide yang dipelajari pada satu semester berikutnya dalam satu bidang studi. Keunggulan model ini adalah siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.
Kelemahan model ini adalah guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

b. Webbed (Tematik)
Model webbed adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Setelah tema disepakati, maka dikembangkan menjadi subtema dengan memperlihatkan keterkaitan dengan bidang studi lain. setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajatran yang mendukung.
Keunggulan model ini adalah faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Mereka dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan, kemudahan untuk lintas semester dalam KTSP sangat mendukung untuk dapat dilaksanakannya model pembelajaran ini.
Kelemahan model ini adalah kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa. Selain itu seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan. Perlu ada keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran. 
c.   Integrated (Keterpaduan)
Model integrated adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan bidang studi.
Caranya adalah dengan menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa mata pelajaran. Untuk membuat tema, guru harus menyeleksi terlebih ahulu konsep dari beberapa mata pelajaran, selanjutnya dikaitkan dalam satu tema untuk memayungi beberapa mata pelajaran, dalam satu paket pembelajaran bertema.
Keunggulan model ini adalah siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbal balik antar berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan dan apresiasi guru, jika dapat diterapkan dengan baik maka dapat dijadikan model pembelajaran yang ideal di lingkungan sekolah “integrated day” 
Kelemahan model ini adalah sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari keterkaitan aspek keterampilan yang terkait. Dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari keterkaitan dan mencari tema.

d. Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed
Kurikulum webbed menggambarkan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan materi pokok ke dalam suatu tema besar. Secara khas, pendekatan tematik ini untuk mengembangkan kurikulum yang dimulai dengan tema tersebut.
Dalam penerapannya yang lebih rumit, bagian yang berbelit-belit dalam pelajaran dapat dibangun menjadi terpadu dalam bidang yang relevan. Fogarty (1991:53) menyatakan ”A fertile theme is webbwd to curriculum contents and disciplines; subjects use the theme to sift out appropriate concepts, topics, and ideas.
Pembelajaran ini didasarkan pada pemilihan sebuah tema. Dari tema tersebut, mencakup kompetensi dasar dalam beberapa mata pelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas, tidak boleh memperlihatkan adanya pembagian waktu sesuai dengan jadwal pelajaran. Semua kompetensi yang disusun dalam RPP, disajikan dalam pembelajaran dengan tema yang mencakup keterampilan yang diharapkan dari sebuah  mata pelajaran.
Permasalahan yang sering menjadi penghambat dalam pelaksanaan pembelajaran tipe Webbed (tematik) ini adalah karena pengembangan materi yang sangat luas dan harus bisa terhubung dalam satu tema. Fakta ini berdampak langsung dalam penentuan kompetensi dasar dalam suatu pelajaran agar bisa masuk ke dalam tema. Padahal, tidak semua mata pelajaran dengan mudah dimasukkan begitu saja ke dalam tema.
Dalam praktiknya, seorang guru harus jeli dalam meramu kompetensi dalam beberapa pelajaran menjadi satu eksatuan yang padu. Dibutuhkan kemampuan, kebiasaan dan waktu yang cukup lama bagi guru yang benar-benar menerapkannya. Kemampuan ini meliputi analisis tema terhadap kesesuaian dengan pelajaran yang ingin diintegrasikan dalam tema tersebut, ketercapaian kompetensi dasar yang disyaratkan dan fakta yang tersaji di dalam kelas.

Referensi


   Forgaty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. USA: IRI/Sky Publishing Inc.

Kun Ariyaningsih. 2010. Pembelajaran Terpadu. Diakses dari http://edukasi.kompasiana.com/2010/10/27/pembelajaran-terpadu/ pada Senin, 11 April 2011 pukul 10.40.


Mutohir, T. C., Kartadinata, S., Zuchdi, D., Wahab, A.A., Herawati, I.S., Prabowo, et al. 1996/1997. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta : Depdikbud Ditjen Dikti.

Sukayati. 2004. Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran Terpadu. Yogyakarta : Widyaiswara PPPG Matematika Yogyakarta.




No comments:

Post a Comment

MERDEKA BERPENDAPAT DI HARI ANAK

 Anak adalah kelompok usia rentan di samping wanita dan lansia. Di berbagai kondisi yang mengancam, mereka adalah kelompok yang tidak bisa m...