Sunday 5 September 2021

Letak Geografis Indonesia. Kelas 5 Tema 1

 

















Sejarah Singkat Matematika

  Tulisan matematika terkuno yang telah ditemukan adalah Plimton 322 (matematika babilonia sekitar 1900 SM), Lembaran Matematika Rhind (Matematika Mesir sekitar 2000-1800 SM) dan Lembaran Matematika Moskwa (matematika Mesir sekitar 1890 SM). Matematika Babilonia merujuk pada seluruh matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia (kini Iraq) sejak permulaan Sumeria hingga permulaan peradaban helenistik

Papirus Matematika Rhind (bahasa Inggris: Rhind Mathematical Papyrus disingkat RMP; juga diberi kode: Papyrus British Museum 10057, dan pBM 10058) adalah sebuah naskah kuno berisi catatan matematika dari budaya Mesir kuno yang ditulis di atas lembaran papirus.

Naskah Matemaika Mesir penting lainnya adalah Lembaran Moskwa yang juga berasal dari zaman Kerajaan Pertengahan kira – kira 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki kepentingan khusus, karena soal itu memberikan metode untuk memperoleh volume limas terpenggal.

Orang-orang Mesir kuno adalah orang-orang pertama yang menggunakan matematika (jadi, bisa dikatakan bahwa guru matematika pertama adalah orang Mesir juga). Pada penggalian di Mesopotamia pada abad ke 19 ditemukan tablet tanah liat Sumeria yang ditulis dengan aksara paku, berasal dari dinasti Babylonia (1800-1500 SM) atau periode Yunani kuno (600-300 SM).

Cabang-cabang matematika mencakup berbagai disiplin seperti geometri, yang menjelaskan panjang, bidang, dan sudut; aritmetika, atau teori bilangan; mekanika, yang menjelaskan gerak suatu benda di bawah pengaruh sistem gaya tertentu; dan stokastisitas, yang menjelaskan fenomena acak.

Filsuf-filusuf Yunani terkenal, di antaranya Pythagoras, Thales, dan Plato, adalah orang-orang yang pertama kali mengembangkan dan menerapkan aritmetika, atau yang sekarang disebut dengan teori bilangan. Pada abad ke-9, para matematikawan Arab seperti Al Khwarizmi menghimpun pengetahuan matematika dari Yunani dan India. Pengenalan angka-angka Arab pada abad ke-11 menandai waktu ketika matematika mulai terbebas dari masa-masa suramnya, dan para pemikir besar pun mulai jadi lebih dikenal.

Pada abad ke-15, sistem penjumlahan dan pengurangan serta simbol + dan - pertama kali dikemukakan oleh Johannes Widmann, yang lahir di Eger, yang saat itu merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Karya matematikawan Perancis François Viète merupakan kemajuan besar dalam mengubah aljabar menjadi bentuk modernnya melalui pengenalan huruf untuk mewakili kuantitas yang diketahui atau tidak diketahui dan untuk menyederhanakan persamaan.

Sejarah singkat Matematika

Matematika setidaknya dimulai atau tercatat sejak ditemukannya plimton 322 yang ditaksir berasal dari tahun 1900 Sebelum Masehi. Masehi itu tahun dimulainya huruf oleh umat manusia. Jadi, perhitungan sudah lebih dahulu dikenal secara sadar oleh manusia daripada huruf. Jangan disangka kalau plimton ini berupa buku tebal dengan banyak teori di dalamnya. Plimton ini merupakan semacam perkamen atau lembaran kertas sederhana dari pelepah kayu.

Selanjutnya ada lembaran matematika Rhind yang diperkirakan berasal dari tahun 2000-1800 SM. Sekedar info, semakin besar nilai angka sebelum keterangan SM maka usianya semakin tua. Seumur dengan hind, terdapat juga Lembaran Moskwa yang juga ditemukan Mesir dengan kisaran tahun pembuatan yang sama. Berbeda dengan Masehi yang semakin tinggi nilainya maka semakin muda usianya. Lebih lanjut, Matematika Babilonia adalah rujukan perkembangan matematika yang dikembangkan oleh bangsa Mesopotamia atau kini kita kenal dengan bangsa Irak sejak permulaan zaman kerajaan Sumeria hingga era Helenistik.

Papyrus Matematika Rhind (RMP)

Lembar ini tersimpan di British Museum dengan kode 10057 dan 10058. Lembar ini merupakan sebuah naskah kuno berisi catatan matematika dari budaya mesir kuno yang ditulis di atas lembaran papyrus.

 Lembaran Moskwa

Salah satu naskah mesir kuno yang lain, kira-kira berasal dari masa pertengahan atau kira-kira tahun 1890 SM. Naskah ini berisikan soal kata atau soal cerita yang barangkali ditujukan sebagai hiburan. Satu soal dipandang memiliki kepentingan khusus, karena soal itu memberikan metode untuk memperoleh volume limas terpenggal.

Sampai saat ini, belum ada peradaban lain yang tercatat telah menggunakan matematika dalam kehidupan yang lebih lama dari peradaban Mesir Kuno. Jadi, bisa kita simpulkan bahwa orang-orang Mesir  merupakan orang-orang pertama yang mengginakan matematika. Kita bisa menyebut Mesir sebagai guru matematika pertama. Pada penggalian di Mesopotamia pada abad ke 19 ditemukan tablet tanah liat Sumeria yang ditulis dengan aksara paku, berasal dari dinasti Babylonia (1800-1500 SM) atau periode Yunani kuno (600-300 SM).

Diringkas dari berbagai sumber. 

 

 

 

 


Friday 3 September 2021

Apa itu PISA?

Belakangan ini muncul di banyak platform tentang ujian AKM sebagai pengganti Ujian Nasional yang secara resmi ditiadakan sejak tahun ajaran 2019/2020 lalu. Nah, di dalamnya terdapat istilah PISA dan TIMSS sebagai dasar penyusunan soal-soal dalam evaluasi berbentuk AKM. Kali ini, kita akan sedikit membahas tentang PISA.

PISA merupakan singkatan dari The Programme for International Student Assesment  yaitu survey tiga tahunan untuk pelajar berusia 15 tahun yang menguji sejauh mana ketercapaian kemampuan siswa dalam hal pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat. Penilaian ini berfokus pada keterampilan membaca, matematika, sains dan inovasinya yang berguna bagi kesuksesan anak-anak di masa depan. PISA sendiri, pada dasarnya digunakan untuk memprediksi peran intelejensi individu dalam menyokong perekonomian sebuah negara.

Penilaian berbasis PISA sendiri pada awalnya digunakan oleh negara-negara yang tergabung dalam OECD atau Organization for Economic Cooperation. OECD sendiri dibentuk pada 16 April 1948 (dulu bernama OECC) yang dipimpin oleh Robert Marjolin dari Prancis dengan tujuan rekonstruksi Eropa pasca Perang Dunia II dalam membantu menjalankan Marshall Plan. Pada awalnya, anggota OECD hanya terdiri dari 30 negara partisipan saja.

Saat ini, OECD beranggotakan 38 negara yang tersebar di benua Eropa, Asia, Australia dan Amerika. PISA dinilai telah berhasil dalam mengukur keterkaitan antara kurikulum di sekolah dengan tingkat perekonomian suatu bangsa. Indonesia sendiri mulai bergabung sebagai negara partner mulai tahun 2001 atau 2 tahun sebelum pelaksanaan evaluasi UAN yang mulai berbasis pada pengembangan literasi.


Sumber : The OECD Programme for International Student Assesment

Setiap 3 tahun sekali, asesmen dilaksanakan dengan subjek kemampuan membaca, matematika dan sains. Penekanan penilaian ini berbeda setiap 3 tahun dan berulang mulai dari membaca (2000, 2009 dan 2018), matematika (2003 dan 2012), sains (2006 dan 2015). Penilaian ini mengukur diri siswa dengan pendekatan berb asis sikap.



 Pada tahun 2018, Indonesia berada di peringkat 72 dari 77 negara di bawah Panama dan di atas Maroko dengan nilai SD 75 dan skor total 371 dalam hal membaca.  Pada bidang matematika konsisten di posisi 72 dengan poin SD 79 dan skor total 379. Pada kemampuan sains, Indonesia menempati peringkat 70 dengan nilai SD 69 dan skor total 396. Secara umum, kemampuan siswa kita masih berada pada level. Hal ini menandakan kemampuan anak-anak dalam hal literasi dan pengembangan pengetahuan masih kurang.



Level kemampuan berdasarkan skor yang diperoleh. Sumber : PISA 2018. Insight and Interpretations. Andreas Schleicher

Menyadari hal ini, tindakan tepat dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dengan menghapus Ujian Nasional secara resmi pada tahun ajaran 2019/2020 bertepatan dengan pandemi covid-19. Secara bertahap, asesmen berbasis PISA yang diwujudkan dalam bentuk AKM mulai dilaksanakan. Setidaknya belajar dari kejadian UAN tahun 2003, pelaksanaan AKM mulai tahun 2021 telah didahului dengan pengembangan soal-soal berbasis HOTS dalam Kurikulum 13. Kurikulum yang berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, secara bertahap telah disusun melalui pembelajaran terintegrasi berbasis tematik.

Sehingga, mau tidak mau jika kita ingin mengikuti perkembangan ekonomi global maka evaluasi berbasis PISA ini perlu dikembangkan. Urgensinya jelas, dari awal hingga saat ini negara kita masih berstatus sebagai negara berkembang dan belum bisa naik kelas menjadi negara maju. Padahal, sumber daya alam kita lebih banyak jika dibandingkan dengan negara maju seperti Belanda, Italia, Perancis atau Inggris. Perbedaan sumber daya manusia tidak bisa dipungkiri berperan besar dalam mengubah wajah perekonomian sebuah negara. Maka, tidak heran jika hal pertama yang dilakukan Kaisar Hirohito pasca kekalahan dalam Perang Dunia II adalah dengan merekonstruksi pendidikan dengan mengoptimalkan jumlah guru yang ada. Karena pendidikan merupakan investasi peradaban yang tidak ternilai harganya.


Wednesday 1 September 2021

Membangun Zonasi Peradaban

Setiap calon raja pada zaman kerajaan nusantara, wajib dikirim ke suatu daerah yang jauh dari kerajaan. Mereka akan kembali pada saatnya menjadi dewasa, setelah bersentuhan secara langsung dengan masyarakat. Bahkan, identitasnya  dihilangkan untuk menyatu dengan rakyat jelata, pedagang, pegawai dan pejabat-pejabat daerah. Bertemunya dia pada berbagai macam karakter, menumbuhkan kepekaannya terhadap komunikasi sosial. Sehingga, ketika pada saatnya ia kembali ke istana sudah siap dan dewasa untuk memimpin rakyatnya dengan berbagai macam kepribadiannya. Beberapa tidak mau kembali dan membangun daerah yang ditinggali yang dikemudian hari menjadi kota-kota dengan karakter kuat baik dalam budaya maupun sejarah persebaran agama.

Hal yang menarik adalah, tidak semua pangeran mendapatkan pendidikan eksklusif dengan guru-guru terbaik, teman terbaik, fasilitas terbaik atau nama almamater terbaik. Atau bisa kita sepakati bersama bahwa semua pangeran wajib untuk belajar di lingkungan yang terbatas dengan masyarakat berbagai lapisan dan berbagai macam problematikanya. Sehingga, tidak hanya pengetahuannya saja yang bertambah tetapi juga selaras dengan kemampuan olah gerak, olah irama dan olah jiwa atau secara singkat Ki Hajar Dewantoro menyebutnya sebagai sebagai keseimbangan wiraga, wirama dan wirasa. Kalau dikomparasikan dengan kondisi saat ini, multiple intelligence yang dipopulerkan oleh Howard Gardner, secara nyata telah dipraktikkan dalam sejarah panjang dunia pendidikan kita melalui konsep tersebut.

Selama bertahun-tahun lamanya, dunia pendidikan kita utamanya di sekolah dasar mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat. Penilaian akhir dengan angka yang dipatenkan dengan peringkat, selama bertahun-tahun dianggap sebagai penyebab utama kurang berkembangnya pendidikan kita dalam memfasilitasi peserta didik dengan segala wujud dan kemampuannya. Seolah-olah kesuksesan para peserta didik hanya ditentukan oleh seberapa besar nilai ujian. Padahal, pada kenyataannya tidak. Banyak anak-anak pintar kemudian malah bekerja di unit-unit usaha atau perusahaan yang dibangun oleh anak-anak yang pada awalnya di cap gagal.

Optimisme Kurikulum 2013

Rapor dengan lebih banyak uraian daripada angka pada akhirnya bisa kita jumpai bersama melalui kurikulum 13. Pengembangan pembelajaran dengan konsep high order thinking skill atau pembelajaran dengan pemikiran mendalam termuat di dalamnya. Peserta didik tidak hanya mampu memecahkan soal ujian, tetapi bisa memecahkan permasalahan yang ada di dalam suatu persoalan. Sedikit demi sedikit, pendidikan memfasilitasi generasi muda dan orang tua untuk tidak hanya melihat nilai secara parsial, tetapi juga melihat proses yang dilaksanakan oleh anak.

Dalam perkembangannya, secara perlahan dinamika pendidikan telah mulai berlanjut pada konsep mencerdaskan kehidupan bangsa secara adil dan merata sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila sila ke-5. Pendidikan yang memfasilitasi proses belajar siswa, diikuti dengan sistem zonasi dalam kelanjutan belajar di jenjang selanjutnya. Meskipun, di tahun-tahun awal pelaksanaannya ini sistem zonasi mendapatkan banyak kritikan terutama oleh para orangtua siswa yang kebingungan dalam mempersiapkan anak-anaknya.

Keberadaan media sosial turut mempercepat berbagai macam keluhan tersebar. Sisi positif dari tersebarnya keluhan-keluhan tersebut adalah cepatnya orang tua menyesuaikan sistem dalam menentukan keberlanjutan pendidikan anak-anaknya. Pasca era reformasi ini, sudah bukan saatnya kewajiban tertuju pada kewajiban belajar 9 tahun. Sudah saatnya pendidikan kita mampu untuk menjawab problematika-problematika yang kian kompleks. Penyelenggaraan pendidikan oleh pemerintah harus mampu menjawab pemerataan kualitas pendidikan untuk semua lapisan masyarakat.

Adanya zonasi sekolah memberikan keuntungan bagi warga sekitar sekolah untuk tidak perlu jauh-jauh bersekolah. Sehingga, waktu, tenaga dan energi tidak terbuang sia-sia hanya untuk perjalanan menuju ke sekolah. Penerimaan langsung warga sekitar dengan jarak yang ditentukan, memberikan kesempatan dampak pendidikan dalam pengembangan masyarakat di dalamnya.

Perlahan, konsep sekolah unggulan dan non-unggulan akan terhapus dengan sendirinya. Input sekolah yang satu dengan yang lainnya sedikit demi sedikit akan setara. Sehingga, tidak memaksa siswa untuk memacu diri meningkatkan prestasi, tetapi juga memacu para pendidik untuk meningkatkan kompetensinya. Jadi, bagus tidaknya sekolah tidak lagi tergantung pada input, tetapi pada sistem di dalamnya yang memuat unsur kurikulum, pelaksana, tenaga kependidikan, hubungan sekolah dengan masyarakat hingga pengelolaan sekolah melalui penjaminan mutu.

Pada akhirnya, kebingungan para orang tua akan menjadi bagian dari dinamika perubahan pendidikan kita yang lebih baik. Berkumpulnya peserta didik dengan berbagai karakter, keunggulan dan kekurangan akan menjadikan kawah candradimuka dalam pemerataan kualitas pendidikan. Karena pada dasarnya pendidikan tidak hanya memfasilitasi anak dengan kemampuan berpikir saja, tetapi juga harus dapat mengolah kelebihan energi fisik, keselarasan koordinasi gerak dan kemampuan jiwa untuk mengaktualisasikannya. Ketika pendidikan dapat memfasilitasi keberagaman dalam ruang-ruang kelas, pada saat itulah kita dapat berharap bahwa peradaban bangsa yang besar ini sedang dibangun ulang dengan tidak melupakan sejarah panjang pendidikan kita sejak era kejayaan kerajaan.

Termuat di Harian Jogja : 

https://opini.harianjogja.com/read/2019/07/10/543/1004326/opini-membangun-zonasi-peradaban


 

Isdiyono, S.Pd.

Guru SD 1 Pandak


MERDEKA BERPENDAPAT DI HARI ANAK

 Anak adalah kelompok usia rentan di samping wanita dan lansia. Di berbagai kondisi yang mengancam, mereka adalah kelompok yang tidak bisa m...