Monday 23 July 2012

Pengembangan PAUD dan Peranan Masyarakat



            Kita percaya, jika salah satu cara untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat adalah dengan tingkat besarnya partisipasi masyarakat dalam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang mampu dicapai, maka terbuka peluang lebar dalam mengembangkan masyarakat ke arah yang lebih baik. Karena masyarakat yang kuat, dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya.
            Dalam pandangan umum, pendidikan pada dasarnya tidak dilihat dari seberapa hasil yang dicapai. Tetapi, dapat dilihat bagaimana praktik pendidikan dapat terus berlanjut dan berkesinambungan. Hanya saja, masyarakat sudah terlanjur akrab dengan analogi pendidikan yang bagus itu adalah yang mampu menelurkan siswa-siswa dengan nilai tinggi.
            Nilai memang salah satu hal yang penting dan dapat dilihat langsung sebagai put put pendidikan. Karena nilai merupakan salah satu bentuk konkrit proses pendidikan yang telah dilaksanakan. Akan tetapi, keberhasilan pendidikan dalam menyelenggarakan aktivitasnya juga dipengaruhi oleh pendalaman keyakinan siswa, sikap yang tercermin dalam perilaku dan mampu berpikir kreatif dan inovatif sesuai keterampilan yang dimiliki.
            Nah, untuk mencapai level pendidikan yang setinggi-tingginya diperlukan pondasi yang kuat. Karena jika tanpa dilandasi oleh pondasi yang kuat, hanya akan mampu menghasilkan siswa-siswa pintar tetapi tanpa motivasi berinovasi. Dalam praktiknya, kejadian-kejadian pragmatis seperti mencontek, menyuap hingga intimidasi sering menghiasi dunia pendidikan kita. Maka, sudah saatnya praktik pendidikan kita diperbaiki.
            Salah satu cara perbaikan pendidikan kita adalah dengan mengembangkan praktik pendidikan sejak usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), memiliki peran penting dalam mempersiapkan anak-anak dalam tahap bermain untuk mempersiapkan diri ke dalam komunitas pembelajaran. Bisa dikatakan, pelaksanaan PAUD merupakan upaya untuk menyadarkan pada anak bahwa pendidikan pun bisa dilaksanakan dengan bermain.
            Konsep bermain sambil belajar ini, akan merangsang dan membiasakan anak untuk berpikir menggunakan logikanya. Tentu saja, aktivitas berpikirnya harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan kognitif mereka. Karena jika anak mendapatkan materi yang terlalu banyak, maka pada 2 atau 3 tahun setelah masuk jenjang pendidikan dasar mereka akan mengalami kebosanan. Hal inilah yang seringkali terjadi dalam pembelajaran di kelas.
            Kalau perbaikan konsep pembelajaran dilakukan ketika anak sudah memiliki pandangannya tentang pembelajaran, maka akan sulit mengubahnya. Karena dalam pemikiran mereka, sudah lebih dulu melekat pendidikan yang membosankan, tidak bermanfaat dan disajikan dalam bentuk yang tidak menarik. Jika guru tidak mengetahui hal ini, akibatnya anak-anak yang mengalami kebosanan ini sering dianggap sebagai anak yang bodoh dan mengganggu.
            Padahal, sebenarnya mereka membutuhkan pendampingan yang sedikit khusus. Bukan berarti harus disendirikan, tetapi bagaimana seorang guru mampu mengendalikan perilaku mereka tanpa merusak aktivitas pembelajaran di kelas. Untuk guru yang memiliki kemampuan menganalisis dan memiliki kepedulian dalam menyajikan pembelajaran yang menarik tidak ada masalah. Permasalahannya adalah fakta bahwa tidak semua guru mau dan peduli terhadap permasalahan demikian.
            Kepedulian pemerintah dalam permasalahan ini dengan pengembangan PAUD di setiap desa, patut mendapatkan apresiasi. Dengan program-program yang langsung dilaksanakan di bawah, memperluas cakupan PAUD untuk masyarakat. Gelontoran bantuan-bantuan dari pemerintah maupun pihak asing dalam mendirikan dan mengembangkan PAUD, turu meningkatkan persepsi masyarakat terhadap pentingnya pendidikan sejak dini untuk anak-anak mereka.
            Akan tetapi, tidak selamanya masyarakat dininabobokkan oleh fasilitas-fasilitas yang disediakan. Karena pada dasarnya, pengembangan PAUD dari segi fisik maupun non-fisik hanyalah bersifat sementara. Sedangkan kesinambungan dan keberlanjutan aktivitas pendidikannya bergantung dari kepercayaan dan kepedulian masyarakat terhadapnya. Karena kepedulian masyarakat, PAUD tidak akan memiliki makna dalam pendidikan di masyarakat.
            Bahwa praktik pendidikan pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari peran masyarakat itu sendiri. Karena dari pendidikan inilah maka akan muncul perilaku dari generasi penerus. Ketika perilaku-perilaku baik itu muncul, maka akan mempengaruhi perbaikan masyarakat pada masa-masa mendatang. Karena dari perilaku setiap anggota masyarakat inilah, budaya akan dibentuk dan akan terus mengalami berbagai macam perbaikan.
            Nah, sudah saatnya masyarakat memiliki peran yang penting dalam pengembangan pendidikan untuk anak sejak usia dini. Tidak perlu menunggu program-program dari pemerintah, tetapi bagaimana masyarakat dapat merespon kebutuhan ini. Ketika masyarakat peduli dan tergerak untuk menyediakan pendidikan ini, maka dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan pendidikan yang murah dan berkualitas. Karena perbaikan sistem pendidikan, dapat dimulai dari peran dan kepedulian masyarakat.
Isdiyono, Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta

Tulisan ini termuat di SKH Koran Merapi edisi 11 Juni 2012
             

MERDEKA BERPENDAPAT DI HARI ANAK

 Anak adalah kelompok usia rentan di samping wanita dan lansia. Di berbagai kondisi yang mengancam, mereka adalah kelompok yang tidak bisa m...